Pertanian adalah kelas investasi alternatif yang saat ini mendapatkan daya tarik karena kinerja tradisional yang kuat dan pengembalian positif bagi investor, terutama dibandingkan dengan beberapa aset tradisional lainnya. Namun demikian, penting untuk memikirkan dampak investasi pertanian di negara-negara berkembang khususnya dan untuk mempertimbangkan bagaimana menggunakan investasi tersebut untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Baru-baru ini, Institut Internasional untuk Lingkungan dan Pembangunan (IIED), sebuah lembaga penelitian nirlaba independen, menerbitkan sebuah artikel yang mengeksplorasi pembelian tanah oleh dana investasi pertanian di negara-negara berkembang dan tindakan yang mungkin diambil untuk mempromosikan investasi yang benar-benar akan mendukung masyarakat sekitar.
Artikel IIED yang berjudul “Farms and Funds: investment fund in global land rush” (diterbitkan di IIED Global Land Rush Januari 2012 news brief), mencatat peningkatan dana investasi pembelian tanah dan agribisnis di negara berkembang. Investor (pemain keuangan maupun individu) mengharapkan pengembalian jangka panjang yang tinggi karena berbagai faktor, seperti meningkatnya permintaan makanan dan kenaikan harga tanah.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa meskipun di banyak negara Afrika, sektor pertanian secara historis menderita karena kurangnya investasi yang memadai, tidak berarti bahwa investasi yang dilakukan sekarang itu etis. Pentingnya ditekankan untuk mempertimbangkan bagaimana investasi pertanian di negara berkembang dapat menguntungkan investor dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di wilayah di mana investasi tersebut dilaksanakan.
Di antara langkah-langkah yang direkomendasikan dalam artikel IIED adalah promosi investasi “baik” dan pencegahan investasi yang berbahaya, misalnya dengan memperkenalkan persyaratan keterbukaan dan transparansi di negara asal investor serta meningkatkan akuntabilitas pemerintah dan investor. Sedangkan untuk negara tuan rumah, artikel tersebut merekomendasikan pengembangan model investasi yang mengikutsertakan petani lokal. Hal ini sangat penting karena di negara-negara berkembang struktur pemerintahan yang lemah dapat berarti bahwa hak-hak masyarakat lokal seringkali tidak cukup dilindungi oleh langkah-langkah kelembagaan yang tepat.
Bagaimanapun, investasi pertanian akan menguntungkan masyarakat lokal hanya selama mereka digunakan untuk mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan. Dalam kaitannya dengan pertanian, keberlanjutan berarti bahwa sumber daya alam seperti tanah atau air perlu digunakan lebih lambat daripada yang diisi ulang, yang berarti bahwa panen tanaman perlu diselaraskan dengan praktik pengisian yang diperlukan. Dan pertanian berkelanjutan Alat Praktek SMK juga bermanfaat bagi investor karena meningkatkan produktivitas lahan dan ketahanan tanaman, yang berarti pengembalian yang lebih baik dalam jangka panjang.
Fakta lain yang tidak boleh diabaikan oleh pemerintah dan investor swasta adalah bahwa sektor pertanian saat ini menyumbang sekitar 14 persen dari emisi gas rumah kaca global. Konsekuensinya adalah bahwa investasi dalam praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dapat memiliki konsekuensi lingkungan yang serius. Dalam hubungan ini, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) telah memperkenalkan konsep pertanian “cerdas iklim”, yang didefinisikan sebagai pertanian yang “secara berkelanjutan meningkatkan produktivitas, ketahanan (adaptasi), mengurangi/menghilangkan gas rumah kaca (mitigasi) sekaligus meningkatkan tercapainya ketahanan pangan nasional dan tujuan pembangunan”. Selain itu, FAO juga menyarankan model pertanian “cerdas energi”:
Pada bulan Desember 2011, FAO menerbitkan makalahnya “Mengidentifikasi peluang untuk investasi pertanian cerdas iklim di Afrika”, yang menyoroti kebutuhan sektor pertanian di Afrika untuk investasi sektor publik dan swasta yang substansial. Makalah ini menegaskan bahwa, dengan investasi pertanian dan perubahan iklim sebagian besar dibiayai oleh swasta, investor memiliki peluang keuangan dan tanggung jawab untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di negara berkembang. Bahwa peningkatan kesadaran sektor swasta dalam keberlanjutan adalah kunci juga ditekankan dalam artikel IIED, yang menegaskan bahwa banyak investor sebenarnya tidak tahu banyak tentang isu-isu seperti pembangunan berkelanjutan dan pengurangan kemiskinan.